KUNJUNGAN KETUA TIM BUD KE YAYASAN PENDIDIKAN KALANGSARI, CIAMIS JAWABARAT Print
Monday, 19 July 2010 01:54

 

Ketua Tim BUD (ke-tiga dari kiri) mengunjungi MA YPK dan Pondok Pesantren Kalangsari di Ciamis

 

Kamis, 8 Juli 2010 Ketua tim BUD Dr. Ir. Ibnul Qayim berkesempatan untuk berkunjung ke Yayasan Pendidikan Kalangsari (YPK), Pondok Pesantren Kalangsari Kabupaten Ciamis Jawabarat. Kunjungan yang bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan mempererat kerjasama yang sebelumnya terjalin melalui Kemenag RI. Tim dari yayasan yang menerima kunjungan dipimpin oleh Drs. Mulyana selaku Kepala Sekolah di Madrasah Aliyah Yayasan Pendidikan Kalangsari.

IPB memiliki hubungan kerjasama dengan MA.YPK dari hubungan yang terjalin berkat kerjasama IPB dengan Kemenag RI dalam program Beasiswa Santri Berprestasi. Dalam kurun waktu 2 tahun berturut-turut MA. YPK telah mengirimkan perwakilan 2 orang santri terbaik (Rusman Arif mahasiswa IPB TA 2008/2009 dan Erni Anjani Puspitasari mahasiswa IPB tahun 2009/2010) untuk menuntut ilmu di IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah.  Sumber beasiswa untuk melaju ke Perguruan Tinggi yang dapat diperoleh di MA. YPK pada saat ini hanya berasal dari BUD-Kemenag RI.

Aliyah Cijulang, demikian pada mulanya orang menyebut nama lembaga pendidikan formal tingkat menengah atas. Lahir pada tanggal 14 Juli 1983 di Pondok Pesantren Kalangsari Cijulang Kab. Ciamis. Ponpes Kalangsari Cijulang merupakan pondok pesantren tertua di Ciamis dan Tasik Selatan. Didirikan pada tahun 1938 oleh seorang Kiyai Kharismatik bernama KH. R. Didi Abdul Madjid. Pada tahun 1982 berkumpullah tokoh-tokoh masyarakat Cijulang untuk memusyawarahkan pengembangan Pendidikan Pondok Pesantren yang dikolaborasikan dengan sekolah Islam formal.  Dari hasil musyawarah tersebut dihasilkan kesepakatan untuk didirikan Madrasah Aliyah. Maka mulai tahun pelajaran 1983/1984 Madrasah Aliyah Kalangsari ini mulai menerima pendaftaran siswa baru. (sumber: www.google.com)

Santri yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Kalangsari sebagian besar berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi rendah, namun memiliki prestasi yang membanggakan. Seluruh santri memperoleh nilai > 2,00 dan salah satu santri yang menuntut ilmu di IPB memperoleh IPK 3,19 (skala 4,00).